Press "Enter" to skip to content

Seniman Jateng Tampil di Osaka, Ahmad Luthfi: Seni Jadi Perekat dan Alat Diplomasi Bangsa

SEMARANG (Nayantaka.id) – Keikutsertaan Sanggar Greget Semarang dalam ajang World Expo 2025 di Osaka, Jepang, menjadi kebanggaan bagi Jawa Tengah.

Penampilan kelompok seni yang dikomandoi Yoyok Bambang Priyambodo itu mendapat apresiasi langsung dari Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi.

“Kelompok seni kita ada yang berangkat ke Osaka, Jepang. Ini menunjukkan bahwa budaya, cipta, dan karsa yang kita lakukan, khususnya para seniman Jawa Tengah sudah go internasional,” kata Luthfi saat ditemui di sela kunjungan kerja di Boyolali, Rabu, (8/11/2025).

Ia menilai, keberhasilan para seniman Jawa Tengah tampil di panggung internasional membuktikan daya saing seni tradisional Indonesia yang kian diakui.

“Ini harus kita dukung karena seni merupakan bagian dari alat pemersatu bangsa,” ujarnya.

Lebih jauh, Luthfi menyebut bahwa seni menjadi sarana memperkuat persatuan, tanpa memandang latar belakang suku, ras, atau agama. Seni, katanya, mampu menembus batas daerah bahkan negara sebagai bentuk komunikasi universal.

Sementara itu, Yoyok Bambang Priyambodo menyampaikan terima kasih atas dukungan penuh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terhadap perjalanannya ke Jepang.

’’Acara ini diharapkan membuka peluang kolaborasi lebih lanjut antara Indonesia dan Jepang di bidang seni dan budaya. Pemprov Jateng patut diapresiasi atas dukungannya yang konsisten terhadap seniman lokal, yang pada akhirnya berkontribusi pada citra positif Indonesia di mata dunia,” ujarnya beberapa waktu lalu.

Menurut Yoyok, partisipasinya kali ini bukan sekadar tampil di panggung dunia, tetapi juga menjalankan misi diplomasi melalui seni. Ia menampilkan empat karya utama: Tari Denok Deblong, Tari Ledek Petarangan, Tari Pesona Jawa Tengah, dan Tari Tayub, dibawakan bersama para penari muda binaannya — Canadian Mahendra, Ratu Gayatri, Adinda Salsabia, dan Annastasya Rahmadani.

‘‘Keikutsertaan kami di acara Osaka ini bukan hanya sebatas menyuguhkan tarian, tapi juga memperlihatkan perspektif bagaimana seni tradisional dapat berinteraksi dengan era modern tanpa meninggalkan akarnya. Ini bisa menjadi instrumen diplomasi yang lebih menonjolkan nilai-nilai kultural kita sebagai bangsa Indonesia,’’ katanya. (*)

Mari berbagi...

Be First to Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *