SEMARANG (Nayantaka.id) – Pengasuh Pondok Pesantren Santri Dalan Nusantara (Sandal), Muhammad Nurul Huda menekankan pentingnya saling menjaga kerukunan, meski hidup dalam perbedaan.
Hal itu disampaikan Gus Huda, sapaaan akrab Muhammad Nurul Huda, pada acara deklarasi dukungan pasangan yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Agustina Wilujeng-Iswar Aminuddin di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada ) Kota Semarang 2024, di Posko Pemenangan Jaguar, Jalan Prof Dr Cipto, Semarang Tengah, Sabtu (12/10/2024).
Gus Huda menjelaskan, kerukunan merupakan salah satu elemen penting yang menjadi fondasi bagi terwujudnya masyarakat yang damai dan harmonis.
“Keharmonisan yang sejati adalah ketika kita meyakini kebenaran apa yang kita yakini, memastikan tidak ada perselisihan dalam penerapan keyakinan tersebut,” ujarnya.
Deklarasi dukungan kepada pasangan Mbak Agustin-Mas Iswar dihadiri sekitar 1.000 perwakilan dari 16 Kecamatan Kota Semarang, yang mencakup tokoh masyarakat, pengusaha, seniman, tokoh agama, serta berbagai elemen warga Kota Semarang.
Menurut Gus Huda, keharmonisan bukan hanya soal toleransi, namun juga komitmen untuk menciptakan hubungan antarmasyarakat yang saling menghormati dan mendukung, meski terdapat perbedaan keyakinan, atau pandangan hidup. Dalam konteks politik yang sering memecah belah masyarakat, pesan ini sangat penting.
Gus Huda mengingatkan, pentingnya jaga persatuan dalam masyarakat yang majemuk. Ia menegaskan perbedaan, baik keyakinan agama maupun pandangan politik, harus dianggap sebagai aset yang memperkaya kehidupan bermasyarakat. Keberagaman seharusnya menjadi alasan untuk memperkuat ikatan sosial dan bukan menjadi penyebab konflik.
“Masyarakat yang hidup dalam keberagaman bisa tetap rukun jika kita saling menghormati. Keyakinan dan kepercayaan masing-masing harus dijalankan dengan penuh rasa tanggung jawab, tanpa perlu menyinggung atau merugikan pihak lain,” tuturnya.
Dalam khotbahnya, Gus Huda mengutip kisah Nabi Muhammad SAW yang menggambarkan betapa pentingnya menjaga hubungan baik dengan seluruh lapisan masyarakat, apa pun latar belakang agamanya.
“Nabiyullah Rasulullah Muhammad SAW pernah bersabda, jika ada orang yang berbeda agama disakiti maka sama saja dengan celaka. Ini pesan penting tentang kerukunan yang diajarkan Rasulullah,” jelas Gus Huda.
Gus Huda juga menyinggung tantangan masyarakat modern dalam menjaga keharmonisan, terutama di era digital dan media sosial yang kerap menimbulkan perpecahan.
Menurutnya, teknologi tentu membawa banyak manfaat, namun juga membawa tantangan tersendiri dalam menjaga keharmonisan sosial.
“Di era digital, kita sering melihat perdebatan sengit di media sosial, yang jika tidak dikelola dengan hati-hati dapat menimbulkan perpecahan. Sebagai masyarakat yang beradab, kita harus belajar untuk tidak mudah terprovokasi oleh provokasi atau informasi yang tidak semestinya benar,” jelasnya.
Ia menegaskan, perbedaan dalam pemilu politik harus disikapi dengan hati-hati dan tidak menjadi sumber perpecahan di masyarakat.
“Kita boleh saja mempunyai pilihan politik yang berbeda, namun kita tidak membiarkan perbedaan tersebut menghancurkan persaudaraan dan keharmonisan di antara kita. Dalam protes politik, yang terpenting adalah menjaga integritas, moralitas olahraga, dan yang terpenting menjaga keharmonisan di kalangan warga,” jelasnya.
Ia berharap Pilwakot Semarang 2024 dapat terselenggara dengan damai dan masyarakat tetap bersatu meski terjadi perbedaan pendapat dalam pemilu. Menurutnya, pemimpin terpilih harus menjadi contoh dalam menjaga kerukunan dan persatuan di Kota Semarang. (*)
Be First to Comment