HATI-HATI jika Anda dililit perasaan dendam kepada seseorang. Pasalnya, menyimpan dendam ternyata berdampak buruk pada kesehatan. Tubuh yang menyimpan balas dendam bisa berujung pada penyakit kronis!.
Menurut Dokter sekaligus Hipnoterapis dr Yuliana CHt, memendam emosi adalah jalan tol menuju penyakit autoimun. Penyakit autoimun adalah sebuah kondisi di mana sistem kekebalan tubuh, alih-alih melindungi, justru menyerang sel-sel sehat dalam diri kita sendiri.
“Kamu suka pendam emosi? Hati-hati. Tubuhmu bisa balas dendam lewat penyakit,” tegas dr Yuliana, dilansir dari Instagramnya, Kamis (26/6/2025).
“Itu salah satu jalan tercepat ke yang namanya autoimun. Penyakit yang sekarang sedang banyak dialami oleh orang-orang,” ujarnya
Hormon stres meningkat, peradangan menjadi aktif secara konstan, dan perlahan tapi pasti, sistem imun mulai rusak. Pada puncaknya, tubuh yang seharusnya menjadi benteng pertahanan, justru berbalik menyerang dirinya sendiri. Inilah yang disebut autoimun.
“Belakangan ini, kita mulai sadar bahwa bahkan orang yang kelihatannya paling tenang, kuat di luar, belum tentu dia baik-baik saja di dalamnya,” ungkap dr Yuliana.
Ironisnya, akar penyakit ini sering kali bukan berasal dari faktor eksternal, melainkan dari emosi yang enggak pernah diberi ruang untuk keluar.
“Kadang kita pikir, memendam emosi itu bentuk dari kuat. Padahal tubuh kita menyimpan semuanya, diam-diam… Sampai akhirnya muncul dalam bentuk penyakit,” ujarnya pada caption unggahan tersebut.
Penting untuk dipahami, menahan emosi bukanlah tanda kekuatan, melainkan bom waktu yang siap meledak. Sama halnya dengan anak kecil yang menangis sebagai bentuk komunikasi emosi karena kesulitan mengungkapkannya dengan kata-kata, orang dewasa pun butuh saluran untuk melampiaskan perasaannya.
“Belakangan ini, kita mulai sadar bahwa bahkan orang yang kelihatannya paling tenang, kuat di luar, belum tentu dia baik-baik saja di dalamnya,” ungkap dr Yuliana.
Ironisnya, akar penyakit ini sering kali bukan berasal dari faktor eksternal, melainkan dari emosi yang enggak pernah diberi ruang untuk keluar.
“Kadang kita pikir, memendam emosi itu bentuk dari kuat. Padahal tubuh kita menyimpan semuanya, diam-diam… Sampai akhirnya muncul dalam bentuk penyakit,” ujarnya pada caption unggahan tersebut.
Penting untuk dipahami, menahan emosi bukanlah tanda kekuatan, melainkan bom waktu yang siap meledak. Sama halnya dengan anak kecil yang menangis sebagai bentuk komunikasi emosi karena kesulitan mengungkapkannya dengan kata-kata, orang dewasa pun butuh saluran untuk melampiaskan perasaannya. (*)
Be First to Comment