Press "Enter" to skip to content

Mahasiswa TI USM Bangun Sistem Keuangan Online untuk RW 06 Plamongan Sari

SEMARANG (Nayantaka.id) – Di tengah geliat digitalisasi yang makin merata ke berbagai sektor, warga RW 06 Kelurahan Plamongan Sari, Kecamatan Pedurungan, kini turut merasakannya. Sebuah terobosan hadir lewat kerja sama antara warga dan mahasiswa Universitas Semarang (USM) yang menghadirkan Sistem Informasi Manajemen Keuangan RW—sebuah solusi digital untuk transparansi dan efisiensi pengelolaan keuangan tingkat lingkungan.

Proyek ini digawangi oleh Aditya Rifky Nugroho, mahasiswa program studi Teknologi Informasi USM, di bawah bimbingan Dr. April Firman Daru. Sistem ini dirancang khusus untuk mencatat, memantau, dan melaporkan arus keuangan dari 7 RT yang berada di bawah naungan RW 06.

”Dengan sistem ini, pemasukan dan pengeluaran dari tiap RT bisa dilihat secara real time oleh pengurus maupun warga. Ini adalah langkah menuju tata kelola yang lebih transparan dan akuntabel,” kata April.

Menurutnya, tak hanya berbasis web menggunakan framework Laravel 11, sistem ini juga telah terintegrasi dengan WhatsApp, memungkinkan setiap informasi keuangan terkirim otomatis ke warga.

”Artinya, laporan bulanan, notifikasi iuran, hingga rekap dana kegiatan dapat langsung diterima di gawai masing-masing warga—tanpa perlu menunggu rapat atau pengumuman manual,”’ungkapnya.

Ketua RW 06, Sosiawan menyambut baik kehadiran sistem ini. ”Selama ini, laporan keuangan kami disampaikan secara tertulis saat rapat RW. Tapi tidak semua warga hadir. Sekarang, semua jadi lebih terbuka, cepat, dan bisa diakses kapan pun,” ujarnya.

Senada dengan itu, Pengurus RT 1, Gunawan mengaku sistem ini sangat membantu pengurus RT dalam hal pencatatan kas. ”Biasanya kami catat manual, dan kadang terlambat menyetor laporan. Sekarang, cukup input lewat sistem, datanya langsung tersimpan rapi,” katanya.

Aditya menjelaskan, tantangan terbesarnya adalah memastikan sistem mudah digunakan, bahkan oleh pengurus yang belum terbiasa dengan teknologi.

”Saya buatkan antarmuka yang sederhana, dan fitur yang benar-benar sesuai kebutuhan di lapangan. Bahkan WA pun bisa dipakai buat dapat info,” katanya sambil tersenyum.

Menurutnya, pengembangan ini menjadi contoh nyata, mahasiswa tak hanya belajar teori, tapi juga mampu memberi dampak langsung di masyarakat. Sistem ini diharapkan bisa terus dikembangkan dan digunakan sebagai model untuk wilayah-wilayah lain di Semarang maupun daerah lain. (*)

Mari berbagi...

Be First to Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *