SEMARANG (Nayantaka.id) – Program Magister Manajemen Pascasarjana Universitas Semarang (USM) menggelar Kuliah Pakar bertajuk “Smart Technopreneur and Creative Business in the Digital Era” di Ruang Telekonferensi Menara Prof Dr Muladi SH, Lantai 8, baru-baru ini.
Kegiatan tersebut menghadirkan Guru Besar Program Magister Manajemen USM sebagai keynote speaker, Prof Dr Ir Kesi Widjajanti SE MM dan Dr Isma Addi Jumbri dari Faculty of Technology Management and Technopreneurship, University of Technical Malaysia Malacca (UTeM) sebagai visiting lecturer atau dosen tamu.
Prof Kesi mengatakan, mahasiswa harus bisa kreatif dan resilient terhadap perubahan situasi dan kondisi ekonomi yang tak menentu. Sebab, dengan kreativitas dan kemampuan untuk menggunakan teknologi akan sangat membantu usahanya bertahan dalam situasi apa pun.
Dia berharap, lulusan S2 Manajemen USM mampu menciptakan lapangan pekerjaan dan memberikan kontribusi nyata terhadap perekonomian Indonesia.
”Kami ingin mewujudkan lulusan yang mampu mengembangkan entrepreneurship, sehingga tidak hanya memberikan lapangan pekerjaan, tetapi juga turut meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian bangsa. Hal ini akan membawa USM semakin bersinar melalui alumni yang berkontribusi di bidangnya,” kata Prof Kesi.
Dia mengatakan, tantangan dalam bisnis kreatif di era sekarang cukup ketat. Saat ini perusahaan berusaha mengembangkan inovasinya agar lebih unggul dari kompetitor.
Selain itu, masalah modal, pengetahuan, dan aspek emosional juga menjadi tantangan signifikan bagi wirausaha muda.
”Sikap tidak sabar dan kurang telaten sering kali membuat pengusaha menyerah di tengah jalan,” tambahnya.
Menurutnya, para mahasiswa terus berjuang dan berani mengambil risiko dalam menghadapi tantangan bisnis kreatif.
”Tetaplah berjuang, jangan takut mengambil risiko. Ini adalah kunci untuk berhasil di dunia bisnis,” ungkapnya.
Sementara itu, Dr Isma mengatakan, untuk menjadi pengusaha sukses sekarang ini, seseorang tidak hanya bisa fokus pada aspek wirausaha, tetapi juga harus memanfaatkan teknologi untuk mempertahankan bisnisnya di tengah persaingan yang semakin ketat.
”Saat ini, banyak orang ingin menjadi wirausahawan, namun jika hanya fokus pada wirausaha tanpa memanfaatkan teknologi, sulit untuk bertahan. Dengan teknologi, tidak hanya bisa memperluas bisnis, tetapi juga mempertahankan keberlangsungan usaha. Kalau kamu tidak berubah, kamu akan jatuh,” kata Dr Isma.
Menurutnya, setiap tantangan dalam bisnis, termasuk regulasi yang ada, harus dilihat sebagai batu loncatan untuk menjadi lebih baik, bukan sebagai halangan yang membuat kita menyerah.
”Setiap bisnis pasti menghadapi tantangan, tetapi kita harus melihat tantangan tersebut sebagai peluang untuk berkembang, bukan sebagai halangan yang menghentikan kreativitas kita. Biarlah lelah tapi kita tidak menyerah,” ujarnya. (*)
Be First to Comment