MAGELANG (Nayantaka.id) – Perayaan Tri Suci Waisak 2566 BE di Taman Wisata Candi Borobudu,r Kabupaten Magelang, Senin malam (16/5), berlangsung semarak. Sekitar 2.000 lampion diterbangkan di sekitar candi peninggalan dinasti Syailendra tersebut.
Ketua Panitia Penerbangan Lampion Waisak 2566 BE di Candi Borobudur, Agus Jaya mengatakan penerbangan lampion dibagi menjadi dua kelompok.
“Penerbangan lampion pertama dilakukan pukul 19.30 WIB dan kedua sekitar pukul 22.00 WIB,” katanya.
Ia menjelaskan lampion yang diterbangkan kali ini berdiameter 90 sentimeter dan tinggi satu meter.
“Ukuran dan bahan lampion itu standar yang sangat aman, karena bahan dari kertas khusus dan kerangkanya dari bambu. Pada saat ketinggian tertentu dan sumbunya menyala dia akan lebih sempurna, terbang melaju dengan ketinggian tertentu dan akhirnya terbakar, sehingga ‘clear’,” katanya.
Ia menyampaikan lampion tersebut didatangkan dari Thailand. Lampion tersebut tidak bisa diterbangkan di atas pukul 23.00 WIB, karena embun sudah turun.
“Penerbangan lampion ini sudah mendapat izin dan saat lampion diterbangkan tidak ada penerbangan di bandara,” katanya.
Arak-arakan
Sementara itui, ribuan umat Buddha mengikuti arak-arakan dari Candi Mendut ke Candi Borobudur di Kabupaten Magelang pada Hari Raya Waisak 2022.
Ketua Umum Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) S Hartati Murdaya dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo melepas peserta arak-arakan untuk mengiringi api dharma dan air berkah Tri Suci Waisak 2566 Buddhist Era tersebut.
Api dharma dan air berkah Waisak sebelumnya disemayamkan di Candi Mendut. Api dharma diambil dari Mrapen di Kabupaten Grobogan dan air berkah diambil dari Umbul Jumprit di Kabupaten Temanggung.
Ganjar menyapa peserta arak-arakan yang datang dari berbagai daerah di Indonesia dan menyaksikan warga menonton arak-arakan di kanan kiri jalan.
“Mudah-mudahan ini bagian dari semangat untuk bisa kembali setelah dua tahun terpuruk tidak kemana-mana karena pandemi Covid-19,” katanya. (*)
Be First to Comment