Press "Enter" to skip to content
Ferry Wawan Cahyono dalam menyampaikan materi ‘Sosialisasi Non-Perda’ dengan tema ‘Memahami Kebhinekaan, Menjaga Kerukunan’ di Sabinku Mandiraja Kabupaten Banjarnegara, Sabtu (28/5/2022).

Ferry Minta Masyarakat Jateng Jaga Kerukunan dalam Kebinnekaan

BANJARNEGARA (Nayantaka.id) – Wakil Ketua DPRD Jateng Ferry Wawan Cahyono meminta masyarakat Jateng untuk memahami arti pentingnya kebhinnekaan demi menjaga kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia.

Permintaan ini dilontarkan Ferry Wawan Cahyono saat menjadi narasumber acara ‘Sosialisasi Non-Perda’ dengan tema ‘Memahami Kebhinnekaan, Menjaga Kerukunan’ di Sabinku Café Mandiraja Kabupaten Banjarnegara, Sabtu (28/5/2022).

Menurut Ferry, isu intoleransi yang dihembuskan kelompok masyarakat, kelompok agama maupun non-agama saat ini menjadi perhatian pemerintah dan semua elemen bangsa, Dengan memanfaatkan kemajuan teknologi di era modern ini, kelompok yang tidak menginginkan rakyat Indonesia bersatu berupaya memecahbelah dengan cara menyebarkan isu inteloransi lewat kabar bohong alias hoaks.

“DPRD Jateng berharap masyarakat Jateng mampu menjaga keutuhan Bangsa Indonesia yang memiliki beragam budaya, suku dan bahasa. Mari kita jaga apa yang menjadi cita-cita luhur para pendiri bangsa ini, dengan menangkal semua isu intoleransi yang sengaja disebarkan untuk memecah persatuan Indonesia,” kata Ferry Wawan Cahyono dalam kegiatan ‘Sosialisasi Non-Perda’ dengan tema ‘Memahami Kebhinnekaan, Menjaga Kerukunan’ di Sabinku Café Mandiraja Kabupaten Banjarnegara, Sabtu (28/5/2022).

Politikus dari Partai Golongan Karya (Golkar) ini mengajak masyarakat Jateng agar selalu memanjatkan rasa syukur kepada Tuhan YME, dan bersama-sama memelihara kerukunan dalam kebhinnekaan Indonesia tercinta ini. Di tengah keberagaman, masyarakat harus mampu menciptakan suasana kebhinnekaan yang rukun,” pintanya.

Ferry mengingatkan berdasarkan keberagaman tersebut, setiap orang tidak boleh memaksakan kehendaknya di tengah perbedaan  umat. Sebaliknya, perbedaan itu perlu dipupuk untuk dijadikan tali pengingkat kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia.

“Di Indonesia itu memiliki agama yang berbeda-beda dan suku/budaya yang berbeda pula. Namun, masing-masing masyarakat tidak diharuskan memaksakan kehendaknya agar selalu sama. Justru, dengan berbeda agama dan suku, membuat masyarakat menjadi lebih beragam. Dari situ, semangat kerukunan harus dijaga agar kesatuan bangsa tercipta,” tuturnya.

Legislator asal daerah pemilihan Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Purbalingga dan Kabupaten Kabumen ini mengakui kemajuan teknologi yang era globalisasi ini memberikan peluang besar untuk memecah persatuan dan kesatuan Indonesia.

Untuk itu, masyarakat jangan mudah mempercayai berita atau kabar yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya yang isinya bernada memecahkan belah kebhinnekaan Indonesia yang sudah terjalin baik ini. Masyarakat perlu meningkatkan kesadaran diri dan lingkungan untuk meningkatkan dan menguatkan kebhinnekaan bangsa ini.

“Banyak bangsa lain yang iri dengan Indonesia. Karena, secara geografis dan kebudayaan, Indonesia memiliki kelebihan dibanding negara lain. Marilah, kita syukuri keadaan di Indonesia ini dengan saling menguatkan dan bukannya mengikis keberagaman yang ada,” ujarnya.

Pernyataan senada juga disampaikan tokoh masyarakat Kabupaten Banjarnegara, Lulut Yekti Adi. Menurut dia, keberagaman agama dan budaya telah disadari masyarakat, sehingga mereka terus memupuk kebersamaan untuk mewujudkan slogan Bhinneka Tunggal Ika, berbeda-beda tapi tetap satu juga.

“Masyarakat Indonesia, khusus warga Banjarnegara telah memahami perbedaan yang ada di lingkungan sekitarnya. Dari perbedaan itu, masyarakat mampu menciptakan suasana toleransi antarumat beragama, sehingga kerukunan selalu terjaga,” katanya. (adv)

Mari berbagi...

Be First to Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *