BANYUMAS (Nayantaka.id) – Wakil Ketua DPRD Jateng Ferry Wawan Cahyono menegaskan kemiskinan ekstrim dan ibu melahirkan di wilayah Bergasmalang (Brebes, Tegal, Slawi, Pemalang) dan Barlingmascakeb (Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, Cilacap, dan Kebumen) harus segera diantisipasi secepatnya.
Penurunan dua faktor paling menonjol akibat pandemi Covid-19 yang berkepanjangan di Jateng ini menjadi tugas utama stokehoder terkait guna menghidupkan kembali perekonomian daerah yang sempat terpuruk.
“Mari kita saling bahu membahu memerangi dan menurunkan angka kemiskinan ekstrim dan ibu melahirkan di wilayah Bergasmalang dan Berlingmascakeb. Tugas ini tidak cuma menjadi tanggung jawab pemerintah saja, tapi semua elemen masyarakat,” ajak Ferry Wawan Cahyono di Semarang, Senin (25/4).
Masalah kemiskinan ekstrem dan angka kematian ibu melahirkan (AKI) sempat disinggung Gubernur Jateng Ganjar Pranowo saat saat memimpin Musrenbang Wilayah, di Convention Hall Banyumas, Jumat (22/4).
Orang pertama di wilayah Jateng ini mengaku prihatin dengan tingginya angka kemiskinan dan kematian ibu melahirnya di wilayah Bergasmalang dan Berlingmascakeb.
Dari data di Pemprov, kemiskinan di Kebumen mencapai 17,83 persen, sementara Banjarnegara dan Purbalingga kemiskinan mencapai 16,23 persen dan 16,24 persen. Sementara untuk daerah Bergasmalang, kemiskinan di Brebes mencapai 17,43 persen, diikuti Pemalang 16,56 persen.
Sementara angka kematian ibu melahirkan (AKI), di beberapa daerah cukup tinggi, bahkan melebihi angka provinsi. Di Brebes, angka kematian ibu melahirkan paling tinggi, mencapai 105 kasus, Pemalang 32 kasus, tegal 30 kasus. Sementara Banjarnegara 41 kasus, Cilacap ada 45 kasus, Banyumas 44 kasus dan Kebumen 38 kasus.
Politikus asal Partai Golkar ini menilai tingginya akan angka kemiskinan di wilayah tersebut dipicu adanya wabah pandemi Covid-19 yang berkepanjangan. Pandemi yang berlangsung selama tiga tahun terakhir ini membuat perekonomian masyarakat menjadi menurun secara drastis.
“Pandemi Covid telah memperpuruk ekonomi masyarakat. Angka pengangguran melonjak tinggi, sektor-sektor usaha banyak yang gulung tikar. Akibatnya, muncul kemiskinan ekstren di sejumlah wilayah-wilayah,” kata Ferry.
Untuk menghindari hal tersebut, Ferry meminta calon ibu agar sering melakukan pengecekan terhadap dirinya dan kandungannya. Dengan pendektesian secara dini, risiko kematian ibu melahirkan akan dapat dikurangi, bahkan dihilangkan.
Di sisi lain, Ferry mengimbau kepada kalangan dokter untuk menghindari adanya praktek aborsi yang dapat menghilangkan nyawa ibu. Selain melanggar hukum, praktek oborsi juga tidak sesuai dengan kode etik profesi dokter dan perbuatan dosa besar yang dilarang agama.
Menurut Ferry, keberhasilan penurunan kemiskinan ekstrem dan AKI sangat tergantung dari partisiipasi dan dukungan para stakehorder. Pasalnya, penanganan masalah ini menyangkut banyak elemen masyarakat, antara lain ibu hamil, masyarakat, pelaku usaha, kalangan petugas medis dan pemerintah daerah. (adv-anf)
Be First to Comment