SEMARANG (Nayantaka.id) – PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah (Bank Jateng) berhasil mencatat kinerja cemerlang dalam kurun waktu setahun pada 2021.
Direktur Utama Bank Jateng, Supriyanto menjelaskan laba usaha Bank Jateng tumbuh 14,71% menjadi Rp 1,77 triliun.
Tidak hanya itu, Ia juga menjelaskan mengenai penyaluran kredit juga tumbuh menjadi 2,78% year over year (yoy) menjadi Rp 52,53 Triliun, ditambah Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) juga naik menjadi 10,80% (yoy) menjadi Rp 65,35 Triliun.
“Data tersebut menandakan Bank Jateng saat ini dalam kondisi yang baik, sehat dan terus bertumbuh. Dari data yang telah dihimpun, total aset Bank Jateng juga meningkat 9,76% menjadi Rp 80,17 triliun,” papar Supriyanto saat memimpin konferensi pers tahunan di Ruang Pertemuan Lt IV Kantor Bank Jateng, Jl Pemuda, Semarang, Senin (10/1).
Pada akhir Desember 2021, lanjut Supriyanto, dijelaskan rasio keuangan Bank Jateng menunjukkan kinerja yang semakin solid. Rasio dana murah (CASA) terhadap DPK meningkat dari 53,59% pada Desember 2020 menjadi 56,93%.
“Bank Jateng juga mampu meningkatkan pengelolaan operasional dengan semakin efisien, yang tercermin dari penurunan rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) menjadi 76,42%,” jelas Supriyanto.
Di sisi lain, kata Supriyanto, rasio penyaluran kredit terhadap DPK atau LDR (loan to deposit ratio) meningkat dari 71,53% menjadi 80,38%. Kondisi ini menunjukkan semakin meningkatnya fungsi intermediasi Bank Jateng untuk meningkatkan perekonomian daerah melalui penyaluran kredit.
Sementara rasio kredit bermasalah atau NPL (non performing loan) berhasil diturunkan dari 3,52% pada Desember 2020 menjadi 3,17% dan masih di bawah batasan sesuai ketentuan otoritas maksimal 5%.
“Hal itu semua membuat Bank Jateng sejak tahun 2018 mampu mempertahankan predikat sebagai Bank Sehat. Hal tersebut tidak lain berkat kepercayaan pemegang saham dan masyarakat, termasuk pengawasan oleh OJK,” tutup Supriyatno. (angga)
Be First to Comment