SEMARANG (Nayantaka.id) – Indonesia merupakan salah satu negara beriklim tropis. Oleh karena itu, kota-kota di Indonesia memiliki suhu yang berbeda-beda.
Ada yang dingin dan sejuk, namun ada pula kota yang panas.
Seperti halnya yang terjadi baru-baru ini di Kota Semarang yang memiliki suhu cukup panas di siang hari. Bahkan masyarakat sering mengeluh dengan kondisi panas tersebut.
Berdasarkan data, BMKG mencatat bahwa Kota Semarang masuk dalam daftar enam kota dengan suhu terpanas di Indonesia.
Terkait hal itu, Kota Semarang menduduki urutan ketiga dengan suhu 35° C setara dengan di Kelurahan Waioti, Kecamatan Alok Timur, Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologis Semarang, Iis Widya Harmoko menyampaikan pada tanggal 23 September 2021 mendatang mendatang yaitu posisi matahari sudah berada tepat di atas garis khatulistiwa.
“Cuaca yang cenderung sangat panas dipengaruhi oleh lintasan gerakan semu matahari. Biasanya gerakannya menuju ke arah selatan atau mendekati garis khatulistiwa, ” ungkap Iis, Senin (20/9/2021).
Menurutnya, fenomena ini membuat suhu akan terus sangat panas sampai Oktober mendatang. Pasalnya lintasan matahari di Bulan Oktober sudah berada di atas Jawa Tengah.
“Jika dirasakan apakah akan panas lagi, nanti akan lebih panas di bulan oktober,” terangnya.
Ia menuturkan, rata-rata suhu pada bulan Agustus sampai September adalah kisaran 33°C hingga 35 °C.
Iis melanjutkan, hal ini biasanya nanti akan ada tren naik pada bulan September.
“Nanti setelah pertengahan Oktober ketika terjadi puncak-puncaknya akan menurun secara signifikan, ” paparnya.
Wilayah Kekeringan
Sementara itu, Sekretaris BPBD Kota Semarang Winarsono menuturkan pihaknya belum mendapatkan laporan wilayah kekeringan akibat fenomena tersebut.
Menurutnya, wilayah kekeringan yang terjadi di daerah Rowosari Kecamatan Tembalang sudah ditangani pada beberapa tahun yang lalu.
“Sejak tahun 2020 sudah dibangunkan air artesis bantuan dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS), ” ucapnya.
Dikatakannya, suhu yang sangat panas ini berpotensi menyebabkan kebakaran. Sehingga, Winarsono menghimbau kepada masyarakat untuk selalu waspada.
“Imbauan, masyarakat agar agar tidak meninggalkan kompor yang masih hidup, tidak membuang putung rokok disembarang tempat, tidak membakar sampah, ranting maupun daun, ” ungkapnya.
Kendati demikian, ia mengatakan jika memang masyarakat harus membakar itu semua. Maka dari itu, pembakaran harus sampai selesai. Kemudian disiram dengan air agar memastikan tak ada api yang menyala.
“Terakhir, bila terjadi kebakaran masyarakat segera menghubungi Pemadam Kebakaran di nomor telepon 113. Hal ini agar api tidak semakin melebar dan menimbulkan kerugian semakin besar,” jelasnya.
Dalam kesempatannya, Winarsono meminta kepada petugas yang mengatasi kebakaran ketika ada laporan agar segera ditangani.
“Sosialisasi kepada masyarakat untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran sangat penting di tengah fenomena ini,” pungkasnya. (ipung)
Be First to Comment