Semarang (Nayantaka.id) – Malam minggu kemarin jam 5 sore di basement Gedung UTC sudah banyak berkumpul para muda mudi penggemar musik celtic. Musik yang berasal dari Irlandia dan Skotlandia dengan cirikhas alat musik traditional disana yakni Bodhran, fife dan bag Pipe.
Acara yang seharusnya bisa tepat waktu sayang menjadi terlambat karena antrian personill dan juga audience
untuk masuk sedikit terhambat karena guyuran hujan.
Sangat ketat Prosedur untuk masuk Vanue karena memang tiket di jual terbatas dikarenakan Pandemi Covid serta penerapan protokol kesehatan yang di diterapkan panitia untuk memasuki tempat acara.
Pukul 7 tepat acara baru di buka dan disambut oleh Green clover band celticpunk asal Magelang , crowd depan panggung sudah mulai terisi.
Dilanjutkan band Tuan Rumah yaitu Billy the kid. Antusias semakin Menggeliat dengan nyanyian audience membuat suara sang vokalis sampai hampir tak terdengar.
Sayang di lagu penutup yaitu lagu “bukan hari Ini” sound tiba tiba mati , tetapi audience tak beranjak dan tetap bernyanyi bersama-sama. Sangat klimaks penantian pagelaran musik di tengah Pandemi covid.
Acara berlangsung meriah dengan stand stand FnB serta Merch menghiasi layaknya acara musik biasanya.
Dilanjutkan band band pengisi seperti Dirty Glass (Jogja) , The G-string (Weleri) , Panglima Kumbang (Jogja).
Black Rawk dog Asal Sidoarjo sendiri sangat di tunggu karena penampilan dari salah satu personilnya yang menggunakan Bag pipe (alat musik khas Irlandia) dengan tampilan ala skandinavia.
“Sangat Epic” mungkin yang bisa di ungkapkan oleh Rama salah satu penonton yang menunggu dari sore penampilan band assal Kota Delta ini.
The Clove and The Tobacco asal Jogjakarta di daulat sebagai band penutup acara. Imaji Masa Muda sebagai lagu pembuka dari EP terbaru mereka membuat penonton bernyanyi bersama.
Di lanjutkan oleh lagu Deru Mesin Peradaban. Sayang sekali lagu ini tak dinyanyikan sampai Selesai karena di hentikan oleh pihak keamanan dengan alasan waktu sudah berakhir dan Pandemi covid dikarena penonton terlalu ramai. Penonton Satu persatu meninggalkan tempat Acara, terlihat sedikit kecewa tapi mereka puas.
Trisetya salah satu penonton mengaku Senang walau Band Terakhir tak menyeleseikan permainanya. Dia sudah menunggu moment acara musik sudah hampir lebih dari 2 tahun .
“seperti minum di tengah padang pasir, Seger walau tetep panas” kata dia sambil berpamitan pulang.
Be First to Comment