Press "Enter" to skip to content

Gus Huda : Gebrakan di akhir tahun ngaji bareng musisi

Semarang (Nayantaka.id)  – Ada suasana berbeda ketika Musisi dana & aska bernyanyi di serambi masjid baitunna’im pleburan. pada senin, 14 desember (malam). Perwakilan Lindu aji, ansor, PGN dan musisi lain berkumpul tak hanya untuk bermusik namun juga untuk mengaji bersama-sama santri ndalan nusantara binaan gus huda.

Tak seperti pada umumnya acara yang dibuat oleh Santri Ndalan Nusantara yang diberi nama “SEMAR” (senin malam diserambi) dengan tema “Elegi bekas gali dan santri” menjadi dakwah gaya baru di tengah perkotaan kota semarang ini. Forum berlangsung dengan asyik, akrab namun juga penuh pemaknaan spiritual. Misalkan ketika Akza menyanyikan lagu-lagunya dengan diiringi lantunan gitar dari dana yang diawali dengan pemaknaan spiritual di tiap awal lagu, sesekali ia juga melontarkan candaan kepada jamaah, dan menutup dengan menyanyikan lagu drive berjudul “jangan menyerah”.

Sementara dalam kajiannya, Gus Huda, dalam obrolan yang hangat yang membincangkan fenomena kehidupan jalanan diperkotaan dan di pesantren.

Para musisi ini, ormas dan masyarakat umum berserta para santri binaan berkumpul dalam sebuah wadah bernama senin malam di serambi (SEMAR) yang Di gagas oleh santri ndalan nusantara.

“Semar berencana rutin dilaksanakan seminggu sekali setiap hari senin dengan kekhawatiran akan maraknya organ-organ yang mengharamkan dan meninggalkan musik. Kami punya pemahaman berbeda atas hadits tersebut yang mengatakan musik haram, kita ingin bisa tetap main musik dan beribadah menjalankan syariat,” ujar Gus Huda

Dengan latar belakang sebagai pendakwah, Gus huda melihat SEMAR ini adalah sarana bagi anak muda dan seluruh elemen masyarakat untuk mengaji, berdialog, sembari berkreasi.

Kami ingin anak muda yang ghirah agamanya naik yang sebenarnya hal positif, mereka mau melebarkan parameter kebenaran, setelah ada proses dialog, mendengar kajian dari narasumber yang berbeda-beda, pelan-pelan bisa fleksibel dan menerima perbedaan, prinsip kami disini menjunjung toleransi dan tidak merasa benar sendiri,” papar gus huda

 

Disisi lain perwakilan dari lindu aji kota semarang “lion” merasa mendapat banyak pencerahan berupa perspektif baru dalam beragama dari kajian-kajian yang diberikan oleh pengasuh santri ndalan nusantara (gus huda) dan sangat mengapresiasi kegiatan ini. Harapannya kegiatan ini bisa keluar safari di wilayah kota semarang minimalnya.

“Sementara musisi kota semarang “dana & aska, menyatakan ini adalah suatu hal yang langka yang belum pernah ditemui selama 25 tahun ia menjadi musisi. Sebuah hal yang baru yang perlu mendapatkan apresiasi dari semua pihak termasuk pemerintah. “Paparnya”

Mari berbagi...

Be First to Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *